Minggu Ke 4
Peta Perekonomian Indonesia
I. Keadaan Geografis Indonesia
Letak
geografis suatu wilayah adalah keberadaan posisi wilayah tersebut
sesuai dengan bentuk dan letaknya di bumi. Indonesia merupakan negara
kepulauan yang berbentuk republik, terletak di kawasan Asia Tenggara.
Indonesia memiliki lebih kurang 17.000 buah pulau dengan luas daratan
1.922.570 km2 dan luas perairan 3.257.483 km2. Berdasarkan gambar di
atas dapat diketahui bahasa dilihat secara geografis, wilayah Indonesia
terletak pada posisi yang strategis dan menguntungkan karena beberapa
alasan sebagai berikut :
a. Letak Indonesia di antara Benua Asia dan Benua Australia.
b. Letak Indonesia di antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.
Beberapa keuntungan yang diperoleh berdasarkan letak geografis Indonesia, antara lain sebagai berikut.
- Indonesia yang terletak di antara dua benua dan dua samudra memungkinkan menjadi persimpangan lalu lintas dunia, baik lalu lintas udara maupun laut.
- Indonesia sebagai titik persilangan kegiatan perekonomian dunia, antara perdagangan negara-negara industri dan negara-negara yang sedang berkembang. Misalnya antara Jepang, Korea, dan RRC dengan negara-negara di Asia, Afrika, dan Eropa.
Karena
letak geografisnya pula Indonesia mendapat pengaruh berbagai kebudayaan
dan peradaban dunia, serta secara alami dipengaruhi oleh angin musim.
Indonesia mempunyai iklim tropic basah yang dipengaruhi oleh angin muson
barat dan muson timur. Sekitar bulan Oktober-April angin muson bertiup
dari Asia ke Australia yang membawa banyak uap air dari Samudra Pasifik
sehingga menimbulkan musim hujan. Sekitar bulan April-Oktober angin
muson bertiup dari Australia ke Asia yang sedikit membawa uap air dari
Samudra Hindia sehingga menimbulkan musim kemarau. Iklim yang dimiliki
ini menyebabkan Indonesia hanya mengenal dua musim yaitu musim hujan dan
musim kemarau. Dengan kondisi iklim yang demikian itu menyebabkan
beberapa produk hasil bumi dan industri menjadi sangat spesifik
sifatnya. Dengan demikian diperlukan usaha untuk memanfaatkan keunikan
produk Indonesia tersebut untuk memenangkan persaingan di pasar lokal
maupun dunia.
Pengaruh
musim tersebut di atas menyebabkan Indonesia menjadi negara agraris.
Pertanian di Indonesia maju pesat dan banyak menghasilkan beras, jagung,
sayur-sayuran, buah-buahan, karet, kopi, gula, tembakau, dan lain-lain
yang sangat berguna bagi kemakmuran dan keberlangsungan penduduk
Indonesia, secara ekonomi juga menjadi peluang untuk berperan serta
dalam perdagangan internasional. Letak geografis Indonesia mempunyai
pengaruh terhadap aspek ekonomi, aspek sosial, dan aspek budaya
a. Pengaruh aspek ekonomi
Sebagai
bangsa yang hidup di wilayah persimpangan kegiatan perekonomian dunia,
Indonesia tentu akan terlibat dalam kegiatan tersebut. Keikutsertaannya
akan memberi dampak yang positif bagi negara dalam rangka meningkatkan
prokdutivitas ekonomi dan menambah sumber-sumber pembiayaan bagi
pembangunan nasional. Dengan kemampuan menggali dan memanfaatkan
kekayaan alam yang ada, Indonesia akan banyak memiliki pilihan produk
yang dapat dikembangnya sebagai komoditi perdagangan, baik untuk pasar
lokal maupun untuk pasar internasional.
b. Pengaruh sosial
Letak
Indonesia berpengaruh juga terhadap bidang sosial. Letaknya yang
strategis memudahkan bangsa Indonesia berhubungan dengan bangsa-bangsa
lain sehingga proses interaksi sosial lebih dinamis.
c. Pengaruh kebudayaan
Wilayah
Indonesia yang terdiri atas ribuan pulau yang dipisahkan oleh selat dan
laut merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Kondisi
tersebut melahirkan keanekaragaman bahasa, suku, agama, dan kebudayaan.
Keragaman tersebut menjadi kekhasan dan daya tarik tersendiri bagi
pihak-pihak luar serta memperkaya kebudayaan nasional. Keanekaragaman
ini dapat menjadi sumber penerimaan negara andalan melalui industri
pariwisata.
Keadaan
geografis Indonesia dapat menjadi suatu kekuatan dan kesempatan bagi
perkembangan perekonomian kita, dan sebaliknya dapat menjadi kelemahan
dan ancaman bagi perekonomian kita. Jika sumber daya yang ada di setiap
pulau hanya dinikmati oleh sebagian masyarakat saja. Demikian pula juga
jika masih banyak pihak luar yang secara ilegal mengambil kekayaan alam
Indonesia di berbagai kepulauan, yang secara geografis memang sulit
untuk dilakukan pengawasan seperti biasa. Dengan demikian dituntut
koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mengamankan kepulauan
Indonesia tersebut dari pihak-pihak yang tidak berhak mendapatkannya.
Indonesia
merupakan negara yang kaya akan bahan tambang dan seperti telah sejarah
buktikan, salah satu jenis tambang kita, yakni minyak bumi pernah
menjadikan negara Indonesia memperoleh dana pembangunan yang sangat
besar, sehingga pada saat itu target pertumbuhan ekonomi kita berani
ditetapkan sebesar 7,5 % ( masa Repelita II ). Meskipun saat ini minyak
bumi tidak lagi menjadi primadona dan andalan komoditi ekspor Indonesia,
namun Indonesia masih banyak memiliki hasil tambang yang dapat
menggantikan peran minyak bumi sebagai salah satu sumber devisa negara.
Selain minyak bumi Indonesia juga memiliki hasil tambang lain seperti
biji besi, timah, tembaga, batu bara, gas bumi dan lain-lain.
Letak Astronomis Indonesia
Letak astronomis adalah letak suatu wilayah dipandang dari kedudukan
garis lintang dan garis bujur. Letak wilayah Indonesia dari segi
astronomis adalah di antara 6ºLU- 11ºLS dan antara 95º BT- 141ºBT.
Berdasarkan letak tersebut, Indonesia memiliki iklim tropis. Dengan
posisi wilayah Indonesia berada di antara garis lintang dan garis bujur,
maka wilayah Indonesia dilewati oleh garis khatulistiwa. Garis khatulistiwa adalah
garis khayal keliling bumi, terletak melintang pada nol derajat yang
membagi bumi menjadi dua belahan yang sama, yaitu Belahan Bumi Utara dan
Belahan Bumi Selatan. Beberapa tempat atau wilayah Indonesia yang
dilewati oleh garis khatulistiwa antara lain Bonjol (Sumatra Barat),
Pontianak (Kalimantan Barat), Tambu (Sulawesi Tengah), dan Halmahera
(Maluku). Letak astronomis wilayah Indonesia sangat berpengaruh terhadap
keadaan iklim yang sangat menguntungkan, seperti cukup mendapat air
hujan, cukup memperoleh cahaya matahari sepanjang tahun, dan angin yang
bertiup rata-rata berkecepatan sedang. Suhu udara pun tidak terlalu
rendah dan tidak terlalu tinggi. Suhu udara rata-rata di Indonesia
sebesar 26ºC menyebabkan beberapa hal berikut ini :
a. Terjadinya hujan zenithal, yaitu hujan yang disebabkan oleh naiknya
udara yang mengandung uap air ke angkasa secara tegak. Selanjutnya,
mengalami kondensasi karena pendinginan temperatur akhirnya turun
menjadi hujan. Naiknya udara tersebut karena adanya pemanasan di atas
permukaan bumi sehingga udara membumbung ke atas.
b. Batu-batuan lebih cepat melapuk.
c. Adanya berbagai macam tumbuhan dan hewan yang hidup di daerah tropis.
d. Adanya sikap tertentu dari penduduk untuk menghadapi suhu udara
tropis seperti tecermin pada perumahan, pakaian, dan mata pencaharian.
Banyaknya pulau di Indonesia akan menjadi kekuatan dan kesempatan, jika
pulau-pulau yang sebagian besar merupakan kepulauan yang subur dan kaya
akan hasil-hasil bumi dan tambang, dapat diolah dangan prinsip dari,
oleh dan untuk masyarakat banyak.
Di
pihak lain, banyak dan luasnya pulau menuntut suatu bentuk perencanaan
dan strategi pembangunan yang cocok dengan keadaan geografis Indonesia
tersebut. Strategi berwawasan ruang yang diterapkan pemerintah tampaknya
sudah cukup tepat untuk mengatasi masalah ini.
II. Mata Pencaharian
Dari keseluruhan wilayah yang dimiliki Indonesia, dapat ditarik beberapa hal diantaranya bahwa :
- Pertama : mata pencaharian penduduk Indonesia sebagian besar masih berada di sektor pertanian (agraris), yang tinggal di pedesaan dengan mata pencaharian seperti pertanian, perikanan, peternakan, dan sejenisnya.
- Kedua, kontribusi sektor pertanian terhadap GDP ( Gross Domestic Product ) secara absolut masih dominan, namun jika dibanding dengan sektor-sektor di luar pertanian menampakkan adanya penurunan dalam presentase.Hal yang perlu diwaspadai dalam sektor pertanian ini adalah, bahwa komoditi yang dihasilkan dari sektor ini relatif tidak memiliki nilai tambah yang tinggi, sehingga tidak dapat bersaing dengan-dengan komoditi yang dihasilkan sektor lain (industri misalnya), sehingga sebagian masyarakat Indonesia yang memang bermata pencaharian di sektor pertanian (desa) semakin tertinggal dari rekannya yang bekerja dan memiliki akses di sektor industri (kota). Jika ini tidak segera ditindak lanjuti, maka akan menjadi benarlah teori ketergantungan, bahwa spread effect (kekuatan menyebar) akan selalu lebih kecil dari back-wash effect (mengalirnya sumber daya dari daerah miskin ke daerah kaya).
Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk mengatasi diantaranya adalah :
- Memperbaiki kehidupan penduduk/petani dengan pola pembinaan dan pembangunan sarana dan prasaranya bidang pertanian
- Meningkatkan nilai tambah komoditi pertanian, jika dimungkinkan tidak hanya untuk pasar lokal saja
- Mencoba mengembangkan kegiatan agribisnis
- Menunjang kegiatan transmigrasi.
III. Sumber Daya Manusia
Sebagai salah satu negara yang masih berkembang, Indonesia memang menghadapi masalah sumber daya manusia, di antaranya :
- Pertumbuhan penduduk yang masih tinggi
- Penyebaran yang kurang merata
- Kurang seimbangnya struktur dan komposisi umur penduduk, yang di tandai dengan besarnya jumlah penduduk yang berusia muda serta mutu penduduk yang masih relatif rendah. Pertumbuhan penduduk yang akan menimbulkan banyak masalah bagi negara, jika tidak di ikuti dengan peningkatan produksi dan efisiensi di bidang lainnya.
Tidak seimbangnya beban penduduk antara daerah itu akan berdampak terpusatnya modal di daerah tertentu saja. Dampak lainnya adalah mengumpulnya tenaga kerja di Pulau Jawa sehingga persaingan tenaga kerja (Penawaran) menjadi sangat tinggi. Rendahnya tingkat upah akan berakibat timbulnya kesengsaraan dan pengangguran dan tentu saja masalah kriminalitas akan semakin menggejala. Maka secara tidak langsung kondisi ini akan menyebabkan turunnya pertumbuhan industri dan secara otomatis akan menghambat pertumbuhan ekonomi secara nasional. Tindakan yang dapat dan telah dilakukan pemerintah adalah :
- Penyelenggaraan program transmigrasi, sehingga akan terjadi pemerataan sumber daya ke daerah-daerah yang masih membutuhkan. Dengan program ini diharapkan para peserta transmigran dapat meninggalkan ketidakproduktifan mereka, justru mereka mempunyai kesempatan memperbaiki ekonomi mereka dengan mengembangkan daerah baru yang mereka tempati.
- Memperbaiki dan menciptakan lapangan-lapangan kerja baru di daerah-daerah tertinggi sehingga penduduk sekitar tidak perlu ke kota atau ke Pulau Jawa untuk bisa bekerja. Dengan demikian arus urbanisasi dari desa ke kota, dari luar ke pulau Jawa dapat di kurangi.
Komposisi pendudukan yang tidak seimbang dapat menimbulkan proses regenerasi kegiatan produksi menjadi tidak lancar. Dengan demikian perlu dilakukan tindakan secepatnya untuk membekali dan mempersiapkan tenaga-tenaga kerja muda di Indonesia dengan pendidikan formal maupun informal, dengan ketrampilan dan pengetahuan yang sifatnya mendesak. Langkah-langkah yang akan dan telah di tempuh pemerintah untuk mengatasi hal ini adalah :
- Meninjau kembali sitem pendidikan di Indonesia yang masih bersifat umum (general), untuk dapat lebih disesuaikan dengan disiplin ilmu khusus yang lebih sesuai dengan tuntutan pembangunan.
- Menciptakan sarana dan prasarananya pendidikan yang lebih mendukung langkah pertama.
Adapun sasaran kebijaksanaan tenaga kerja di Indonesia meliputi hal-hal berikut :
- Memperluas lapangan kerja untuk dapat menyerap pertambahan angkatan kerja baru dan mengurangi tingkat pengangguran.
- Membina angkatan kerja baru yang memasuki pasar melalui latihan ketrampilan untuk berusaha sendiri maupun untuk mengisi lapangan kerja yang tersedia.
- Membina dan melindungi para pekerja melalui mekanisme hubungan kerja yang di jiwai oleh Pancasila dan UUD 1945 (Hubungan Industrial Pancasila), memperbaiki kondisi-kondisi dan lingkungan kerja agar sehat dan aman serta meningkatkan kesejahteraan pekerja.
- Meningkatkan peranan pasar kerja, agar penyaluran, penyebaran dan pemanfaatan tenaga kerja dapat menunjang kegiatan pembangunan.
- Memperlambat lajunya pertumbuhan penduduk dan meningkatkan mutu tenaga kerja melalui usaha pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia sebagai bagian dari perencanaan tenaga kerja terpadu.
IV. Investasi
Berdasarkan
teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan berarti juga produksi)
dari kapital/modal barang-barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan
untuk produksi yang akan datang (barang produksi). Contoh termasuk
membangun rel kereta api, atau suatu pabrik, pembukaan lahan, atau
seseorang sekolah di universitas. Untuk lebih jelasnya, investasi juga
adalah suatu komponen dari PDB dengan rumus :
- PDB = C + I + G + (X-M)
Fungsi
investasi pada aspek tersebut dibagi pada investasi non-residential
(seperti pabrik, mesin, dll) dan investasi residential (rumah baru).
Investasi adalah suatu fungsi pendapatan dan tingkat bunga, dilihat
dengan kaitannya I= (Y,i). Suatu pertambahan pada pendapatan akan
mendorong investasi yang lebih besar, di mana tingkat bunga yang lebih
tinggi akan menurunkan minat untuk investasi sebagaimana hal tersebut
akan lebih mahal dibandingkan dengan meminjam uang. Walaupun jika suatu
perusahaan lain memilih untuk menggunakan dananya sendiri untuk
investasi, tingkat bunga menunjukkan suatu biaya kesempatan dari
investasi dana tersebut daripada meminjamkan untuk mendapatkan bunga.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat investasi :
- Sebagai sebuah keputusan yng rasional, investasi sangat ditentukan oleh dua faktor utama, yaitu tingkat pengembalian yang diharapkan dan biaya investasi.
- Tingkat Pengembalian yang diharapkan (Expected Rate of Return).
- Kemampuan perusahaan menentukan tingkat investasi yang diharapkan, sangat dipengaruhi oleh kondisi internal dan eksternal perusahaan.
1.Kondisi internal perusahaan
Kondisi internal adalah faktor-faktor yang berada di bawah control perusahaan, misalnya tingkat efisiensi, kualitas SDM dan teknologi yang digunakan. Ketiga aspek tersebut berhubungan positif dengan tingkat pengembalian yang diharapkan. Artinya, makin tinggi tinggi tingkat efisiensi, kualitas SDM dan teknologi, maka tingkat pengembalian yang diharapkan makin tinggi.
Selain
ketiga aspek teknis tersebut di atas, tingkat pengembalian yang
diharapkan juga dipengaruhi oleh factor-faktor nonteknis, terutama di
Negara sedang berkembang. Misalnya, apakah perusahaan memiliki hak dan
atau kekuatan monopoli, kedekatan dengan pusat perusahaan, dan
penguasaan jalur informasi.
2. Kondisi Eksternal Perusahaan
Kondisi
eksternal yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan akan
investasi terutama adalah perkiraan tentang tingkat produksi dan
pertumbuhan ekonomi domestic maupun internasional. Jikan perkiraan
tentang masa depan ekonomi nasional maupun dunia bernada optimis,
biasanya tingkat investasi meningkat, karena tingkat pengembalian
investasi dapat dinaikkan.
Selain
perkiraan kondisi ekonomi, kebijakan yang ditempuh pemerintah juga
dapat menentukan tingkat investasi. Kebijakan menaikkan pajak misalnya,
diperkirakan akan menurunkan tingkat permintaan akan agregat. Akibatnya,
tingkat investasi akan menurun. Factor sosial politik juga menentikan
gairah investasi. Jika sosial polotik makin stabil, investasi umumnya
juga meningkat. Demikian pula faktor keamanan (kondisi keamanan Negara)
Biaya Investasi
Yang
paling menentukan tingkat biaya investasi adalah tingkat bunga
pinjaman; Makin tinggi tingkat bunganya, maka biaya investasi makin
mahal. Akibatnya minat berinvestasi makin menurun.
Namun,
tidak jarang, walaupun tingkat bunga pinjaman rendah, minat akan
investasi tetap rendah. Hal ini disebabkan biaya total investasi masih
tinggi. Faktor yang mempengaruhi terutama adalah masalah kelembagaan.
Misalnya, prosedur izin investasi yang berbelit-belit dan lama (> 3
tahun), menyebabkan biaya ekonomi dengan memperhitungkaan nilai waktu
uang dari investasi makin mahal. Demikian halnya dengan keberadaan dan
efisiensi lembaga keuangan, tingkat kepastian hukum, stabilitas politik,
dan keadaan keamanan.
Upaya-upaya yang dapat digunakan untuk membantu memenuhi kebutuhan dana investasi pembangunan adalah :
- Lebih mengembangan ekspor komoditi non-migas, sehingga secara absolut dapat meningkatkan penerimaan pemerintah dari sektor luar negeri. Untuk menunjang langkah ini perlu diusahaan peningkatan nilai tambah dan kemampuan bersaing dari komoditi-komoditi yang akan diekspor tersebut.
- Mengusahakan adanya pinjaman luar negeri yang memiliki syarat lunak, serta menggunakannya untuk kegiatan investasi yang menganut prinsip prioritas.
- Menciptakan iklim investasi yang menarik dan aman bagi para penanaman modal asing, sehingga makin banyak PMA yang masuk ke Indonesia.
- Lebih menggiatkan dan menyempurnakan sistem perpajakan dan perkreditan, terutama kredit untuk golongan ekonomi lemah, agar mereka secepatnya dapat berjalan bersama dengan para pengusaha besar dalam rangka peningkatan produktifitas.
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Geografi_Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar